Meninggalkan Sesuatu yang Tidak Bermanfaat

Orang yang beriman tidak akan melakukan sesuatu perbuatan, sebelum menimbang-nimbang apakah perbuatan yang akan dilakukannya itu bermanfaat atau tidak, sesuai aturan Allah SWT dan Rasul-Nya atau tidak. Sehingga ia merasa yakin bahwa apa yang akan dilakukannya mempunyai manfaat yang sangat besar baik- untuk dirinya maupun untuk orang lain.

Hadits yang bersumber dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: “Diantara bentuk kebaikan Islam seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits Hasan diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan lainnya seperti ini) [1]

Imam Nawawi memberikan penjelasan mengenai hadits tersebut sebagai berikut: Sabda Rasulullah saw, “Diantara bentuk kebaikan Islam seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya”, yakni ucapan maupun perbuatan yang tidak dianggap penting, baik dalam urusan agama maupun dalam urusan dunia. [2]

Abu Dzar berkata: “Siapa memperhitungkan ucapan pada perbuatannya, hampir bisa dipastikan ia hanya akan mengucapkan sesuatu yang berguna saja.” [2]

Diriwayatkan dari al-Hasan ia berkata, “Salah satu tanda Allah Ta’ala berpaling dari seorang hamba ialah jika Dia membuatnya sibuk pada sesuatu yang tidak berguna baginya.” [2]

Menurut Syaikh Al-Utsaimin, hadits ini adalah dasar adab dan pengarahan yang sehat, yakni bahwa seseorang yang meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya, atau sesuatu yang yang tidak penting dan tidak ada kaitan dengannya, ia adala orang yang berlaku baik terhadap Islamnya. Bahkan hal itu juga menyenangkannya. Sebab kalau ia sampai tidak bersusah payah melakukan hal yang tidak berguna, sudah barang tentu hal itu menyenangkannya. Dan dalam hadits ini ada tiga catatan penting yang perlu diperhatikan:

Sesungguhnya kwalitas keislaman manusia itu relatif. Ada yang baik ada yang tidak baik, berdasarkan sabda Rasulullah saw, “Diantara kebaikan Islam seseorang...”
Sebaiknya seseorang meninggalkan ha-hal yang tidak berguna baginya, baik yang menyangkut urusan agama maupun urusan dunianya, karena hal itu lebih bisa menjaga waktunya, lebih bisa menyelamatkan agamanya, dan lebih mudah mengatasi kesalahannya. Karena kalau ia terus sibuk dalam urusan-urusan manusia yang tidak ada gunanya maka ia pasti akan lelah. Sebaliknya kalau ia berpaling darinya dan sibuk dengan hal-hal yang berguna, tentu hal itu akan menyenangkan dan membuatnya nyaman.
Seseorang jangan menyia-nyiakan sesuatu yang berguna atau yang penting baginya, yakni hal-hal yang menyangkut urusan agama dan dunianya. Sebaliknya ia harus sibuk untuk memperhatikannya dan berusaha mencapai yang diinginkannya dengan cara yang seefektif mungkin.

Semoga kita bisa menjaga ucapan dan perbuatan kita dari hal-hal yang tidak berguna, terlebih yang dapat mendatangkan kemudharatan.

Wallahu’alam

Dikutip dari :

[1] Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (2317) dan Ibnu Majah (3976) Hadits ini dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ (5787)

[2] Lihat, Syarah Arba’in Nawawiyah, Imam Nawawi, Pensyarah: Imam Nawawi, Imam Ibnu Daqiq, Syaikh Nashir As-Sa’di, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Terbitan AKBARMEDIA. (Best Seller).

Sumber : http://www.penerbitakbar.com/tazkiyatun-nafs/100-meninggalkan-sesuatu-yang-tidak-bermanfaat

Posting Komentar

0 Komentar

Editors Pick

4/recent/post-list

Follow Us On Instagram

Costumer Service

Hubungi kami di nomor +6285 643 455 685 atau +6281 393 996 754 ( chat only )

Chatt Admin