Abaikan Tahayul Dalam Petualangan!

Abaikan tahayul dalam petualangan, karena dengan percaya hal tersebut justru akan menghambat jalan kita. Percaya? Seharusnya percaya bagi manusia beriman dan ber Tuhan. Banyak di kalangan petualang penggiat alam terbuka, percaya dengan tahayul dan berkesan takut menapaki suatu tempat karena yakin disana ada semacam penunggu atau apapun namanya.

Apa yang terjadi bila kita terlalu yakin, bahwa di pos Pasar Setan di Merbabu ada banyak hantu penunggunya? Tak akan kita bisa menikmati alam ciptaan Tuhan disana, di bawah puncak Merbabu yang megah. Dalam pikiran kita hanya dijejali dengan beraneka bentuk mahluk halus yang belum tentu ada dan hanya menjadi halusinasi.

Cobalah abaikan tahayul. Dimanapun anda berada, tak hanya di lereng gunung dan di dalam alam bebas. Apakah anda berhenti jika kucing hitam melintasi jalan? Apakah anda menyilangkan jari - jari anda untuk keberuntungan? Apakah anda percaya pada mantra sihir? Apakah anda percaya pada tahayul atau tidak? Apapun jawabannya, tentu ada suatu alasan yang mendasari. Psikolog Inggris mendiskusikan alasan ini dalam salah satu artikel terbaru yang dipublikasikan di The Psychological Science.

Dalam artikel itu para ilmuwan menegaskan, bahwa takhayul dan kepercayaan yang kuat dalam mantra sihir hanyalah upaya bagi sebagian orang untuk mendapatkan kembali kontrol atas kehidupan mereka yang telah hilang.

Bahwa kontrol atas situasi apapun sangat penting bagi orang - orang jika tidak mungkin mengancam nyawa. Dalam kasus ini, kontrol lebih berperan. Tetapi psikolog menekankan fakta, bahwa orang sering kali mencari hubungan yang tidak ada antara kejadian - kejadian dalam kehidupan mereka, dan percaya bahwa ada mekanisme rahasia terhadap aturan nasib seseorang. Psikolog percaya, bahwa itu mengarah pada munculnya berbagai ritual seperti memakai jimat pelindung, takut "pertanda buruk", dan sebagainya.

MENGABAIKAN TAHAYUL MENURUT ISLAM

Kepercayaan tersebut disebut dengan “thiyarah”, dilarang oleh Islam, Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Siapa yang mengurungkan hajatnya ( kepentingannya ) karena thiyarah, maka dia telah berbuat syirik”. Para shahabat bertanya: ”Lalu apakah sebagai tebusannya?”. Beliau menjawab:”Supaya dia mengucapkan: “Allaahumma laa khaira….”[ baca doa di bawah ].( HR: Imam Ahmad )Sebagai kaum mukmin seharusnya optimis, selalu berbaik sangka bahwa tidak akan terjadi bencana meskipun melihat pertanda buruk. ( Jika memang tidak ditaqdirkan ada bencana ). Karena kematian adalah masalah ghaib, hanya Allah Swt saja yang tahu kapan seseorang meninggal dunia. Tidak ada hubungan antara kematian dengan suara burung ataupun kejatuhan cicak. Jika kita percaya bahwa kejatuhan cicak atau mendengar burung gagak sebagai pertanda kematian, maka kita telah berbuat SYIRIK. Kita harus bertaubat. Jika tidak bertaubat, maka dosa kita tak akan diampuni.

Bacalah do’a di bawah ini ketika kita tidak sengaja ( spontan ) percaya dengan pertanda buruk, mendengar suara burung, kejatuhan cicak, atau melihat sesuatu yang dipercaya masyarakat sebagai pertanda buruk:

اللهم لا طير إ لا طيرك , و لا خير إلا خيرك , و لا إله غيرك

Ya Allah, Tidak ada keburukan, kecuali telah Engkau tetapkan. Dan tidak ada kebaikan, kecuali telah Engkau tetapkan. Dan tidak ada Tuhan selainMu ( yang berhak disembah ).“ ( HR: Imam Ahmad II/220. dishahihkan oleh Al Abani dalam Ahadits Ash Shahihah III/54, no 1065. )

Jangan lupa bacalah do’a di atas dengan yakin, dan selalu baik sangka ( optimis ). Wallahu a’lam bish shawab.

Posting Komentar

0 Komentar

Editors Pick

4/recent/post-list

Follow Us On Instagram

Costumer Service

Hubungi kami di nomor +6285 643 455 685 atau +6281 393 996 754 ( chat only )

Chatt Admin