Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas r.a, Rasulullah Salallohualaihi Wassalam Bersabda :
Bahwa malaikat maut meperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang menatap wajah seseorang, di dapati orang itu ada yang gelak-ketawa. Maka berkata Izrail : Alangkah herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah Ta'ala untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih berhura-hura dan bergelak-tawa.”
Jika saja semua manusia tahu tentang hakikat itu, mungkin mereka akan berhenti tertawa seketika dan memulai mempersiapkan dirinya untuk kematian. Karena Jiwa ini benar benar akan Merasakan mati,
Ingatlah bahwa “Tiap Tiap Jiwa Akan Merasakan Mati”…
Allah mengulang Ayat Ini setidaknya sebanyak 3 kali dalam AlQura’n:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. AL Anbiya (35)
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (Al Ankabut 57)
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (Al Imran 185)
Masihkah kita akan tertawa tergelak ?
Sementara Rasulullah Salallohualaihi wassalam Mengatakan dalam sebuah hadith bahwa tertawa itu Mematikan Hati.
Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Seberapa banyakkah persiapan kita untuk mengarungi Kehidupan Abadi Akhirat ?
Oleh : Nuruddin Al-Indunisy
A Pakistani Muslim prays for tsunami victims during the Friday noon prayer at a mosque in Islamabad, 07 January 2005. Pakistani people observed "Yom-e-Dua or "Prayer Day" across the nation to pray for the victims of the tsunami disaster, which has claimed so far 165,000 lives after it devastated the Asian coastline on 26 December 2004. AFP PHOTO/Jewel SAMAD AFPBerkali-kali aku selau diingatkan oleh Alloh tentang kematian, satu yang paling sering adalah “bendera putih”. Mungkin bagi beberapa orang melihat bendera putih di pinggir jalan, cuma akan berpikir, “Oo, baru ada orang meninggal.” Tapi tidak denganku, yang selalu terlintas di benakku ketika melihat bendera putih adalah, “Aku pasti juga akan mati, tapi kapan ? aku gak tahu, tinggal menunggu dan mempersiapkan bekal yang cukup.”
14 Maret 2010, tepat bilangan usiaku terhitung 24 tahun, dan ini berarti jatahku untuk hidup di dunia ini semakin sedikit, dan kematian itu semakin dekat. Diri ini kemudian terus menimbang-nimbang, berat yang mana,
amalan baik kah ?
atau justru amalan buruk ?
setelah menghitung-hitung ternyata lebih banyak amalan burukku ketimbang amalan baikku..
Ah, semoga di sisa hidupku aku bisa memperbaiki diri, sehingga bisa menghadap Alloh dengan senyuman.
Ah, aku selalu berharap dan berdo’a semoga ketika izroil menghampiri, aku sedang melakukan amalan baik,
bukan sedang bermaksiat.
teringat perkataan seorang ulama,
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin !
Masa lalu yang baik harus kita jadikan tenaga pendorong untuk terus berlangsungnya kebaikan itu.
Sementara masa lalu yang buruk harus kita taburi bunga-bungakebaikan, pada sisa-sisa umur dan nafas kita.
Yaa Alloh,
Kematianku kian dekat,
Tapi diri ini masih senang bermaksiat,
Enggan bertaubat,
Sering meninggalkan sholat.
Yaa Alloh,
Bukan gemerlap dunia yang aku inginkan,
Aku hanya meminta rahmat dan ampunan,
Dari Engkau Yang Maha Pemberi Ampunan.
Yaa Alloh,
Berilah diri ini kesempatan,
merubah diri menuju arah kebaikan,
meninggalkan segala keburukan,
menata kembali pondasi iman.
amiin..yaa robbal ‘alamiin
–red kafaye–
0 Komentar