Khalid bin Walid
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Khālid bin Walīd | |
---|---|
Julukan | Pedang Allah yang terhunus |
Pengabdian | Khulafaur Rasyidin |
Khalid ibn al-Walid (584 - 642), atau sering disingkat Khalid bin Walid, adalah seorang panglima perang pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin yang termahsyur dan ditakuti di medan perang serta dijuluki sebagai Saifullah Al-Maslul (pedang Allah yang terhunus). Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya.
Kelahiran
Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam.
Dia anggota suku Banu Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya
bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk di antara keluarga
Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi.
Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara
sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini
main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan
melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik.
Awalnya Khalid bin Walid adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavalerinya. Pada saat Pertempuran Uhud,
Khalidlah yang melihat celah kelemahan pasukan Muslimin yang menjadi
lemah setelah bernafsu mengambil rampasan perang dan turun dari Bukit
Uhud dan menghajar pasukan Muslim pada saat itu. Tetapi setelah perang
itulah Khalid mulai masuk Islam.
Ayah Khalid yang bernama Walid bin Mughirah dari Bani Makhzum, adalah
salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang
Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka'bah dengan perasaan yang
sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup
Ka'bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi
semua orang yang datang berkumpul di Mina.
Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka'bah tidak seorang pun yang berani
meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu. Semua orang takut
kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju kedepan
dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, "O, Tuhan jangan marah
kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumahMu".
Nabi mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam.
Harapan ini timbul karena Walid seorang kesatria yang berani dimata
rakyat. Karena itu dia dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. Jika
dia telah masuk Islam ratusan orang akan mengikutinya.
Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-'an itu adalah
kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan
terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan
kekuatan ayat-ayat suci itu.
Suku Banu Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi
peperangan, Banu Muhzum lah yang mengurus gudang senjata dan gudang
tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi
prajurit-prajurit.
Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang bisa lebih dibanggakan
seperti Banu Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang
Islam dilembah Abu Thalib, orang-orang Banu Makhzumlah yang pertama
kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu.
Latihan Pertama
Kita tidak banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa
kanak-kanaknya. Tetapi satu hal kita tahu dengan pasti, ayah Khalid
orang berada. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang membentang dari kota
Mekah sampai ke Taif. Kekayaan ayahnya ini membuat Khalid bebas dari
kewajiban-kewajibannya.
Dia lebih leluasa dan tidak usah belajar berdagang. Dia tidak usah
bekerja untuk menambah pencaharian orang tuanya. Kehidupan tanpa suatu
ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti kegemarannya.
Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi.
Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda
seorang Satria. Panglima perang berarti pemimpin besar. Kepahlawanan
adalah satu hal terhormat di mata rakyat.
Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya adalah orang-orang yang
terpandang dimata rakyat. Hal ini memberikan dorongan keras kepada
Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan
paman-pamanya. Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang
yang dapat mengatasi teman-temannya di dalam hal adu tenaga. Sebab
itulah dia menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela
diri. Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan
memanah. Dia juga mencurahkan perhatiannya kedalam hal memimpin angkatan
perang. Bakat-bakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras,
telah membina Khalid menjadi seorang yang luar biasa. Kemahiran dan
keberaniannya mengagumkan setiap orang.
Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan
setiap orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa dia akan
menjadi ahli dalam seni kemiliteran.
Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk menjadi ahli militer yang luar biasa jenialnya.
Menentang Islam
Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol di antara
teman-temannya. Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati
rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy.
Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat
anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam.Itu menjadi
bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy.
Orang-orang Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya. Sebab itu mereka
mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam
harus dihancurkan sebelum tumbuh berurat-berakar. Khalid sebagai pemuda
Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri di garis paling depan dalam
penggempuran terhadap islam. Hal ini sudah wajar dan seirama dengan
kehendak alam.
Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy.
Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan
orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan kecakapannya ini, dia
harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia harus
memperlihatkan kepada sukunya kwalitasnya sebagai pekelahi.
Peristiwa Uhud
Kekalahan kaum Quraisy di dalam perang Badar membuat mereka jadi
kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas hati. Mereka merasa terhina.
Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai suku Quraisy telah meluncur
masuk lumpur kehinaan. Arang telah tercoreng dimuka orang-orang Quraisy.
Mereka seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari lumpur
kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-persiapan untuk
membalas pengalaman pahit yang terjadi di Badar.
Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun ikut merasakan pahit
getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam sukunya
dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya bergerak ke Uhud dengan
satu tekad menang atau mati. Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud
ini mengambil posisi dengan membelakangi bukit Uhud.
Sungguhpun kedudukan pertahanan baik, masih terdapat suatu
kekhawatiran. Dibukit Uhud masih ada suatu tanah genting, dimana tentara
Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga tanah
genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi
memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan
bagaimana jua pun jangan sampai meninggalkan pos masing-masing.
Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali
lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tetapi mereka jadi ragu-ragu
mengingat kekalahant-kekalahan yang telah mereka alami di Badar. Karena
kekalahan ini hati mereka menjadi kecil menghadapi keberanian
orang-orang Islam.
Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai pertempuran dengan
baik. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai mendobrak pertahanan
mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka injak.
Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai.
Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritis sedang
mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak goncang dan
sarafnya tetap membaja. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan
mencari kesempatan baik guna melakukan pukulan yang menentukan.
Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang
bertugas ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh
harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa
pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-pemanah, penjaga
tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu kelapangan.
Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan
segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ketanah genting dan
mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok
bersama-sama. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka
menjadi leluasa untuk menggempur pasukan Islam dari belakang.
Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis
belakang dan menggempur orang Islam dipusat pertahanannya. Melihat
Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang Quraisy yang telah
lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak Khalid menyerbu
dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa menit yang lalu,
sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka
menjadi gawat.
Khalid bin Walid telah merobah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi
suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah yang kalah dan
cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai ahli siasat
perang, kekalahan-kekalahan telah disunglapnya menjadi satu kemenangan.
Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang Islam.
Hanya pahlawan Khalidlah yang dapat mencari saat-saat kelemahan
lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik kembali tentara yang telah
cerai-berai dan memaksanya untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang
luar biasa inilah yang mengungkap kekalahan Uhud menjadi suatu
kemenangan bagi orang Quraisy.
Memeluk Islam
Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah sangat bahagia,
karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk
membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad.
Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat
menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya
jihadnya.
Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Khalid diamanahkan untuk memperluas wilayah Islam dan membuat kalang kabut pasukan Romawi dan Persia. Pada tahun 636, pasukan Arab yang dipimpin Khalid berhasil menguasai Suriah dan Palestina dalam Pertempuran Yarmuk, menandai dimulainya penyebaran Islam yang cepat di luar Arab.
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab,
Khalid diberhentikan tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk
menjadi duta besar. Hal ini dilakukan oleh Umar agar Khalid tidak
terlalu didewakan oleh kaum Muslimin pada masa itu.
4 Komentar
I've read several excellent stuff here. Definitely price bookmarking for revisiting. I wonder how much effort you put to create any such magnificent informative site.
BalasHapusFeel free to surf to my site - pikavippi
My web blog - pikavippi
Hello! І'm at work browsing your blog from my new iphone! Just wanted to say I love reading your blog and look forward to all your posts! Carry on the excellent work!
BalasHapusHere is my page - pikavippi
Also see my webpage :: pikavippi
An outstаnding share! I have just foгwаrԁed
BalasHapusthis onto a fгіend ωho ωаs cοnԁuсting a
little hοmeωork on this. And he in fаct orԁered mе ԁinner due to the faсt that I found it for
him... lol. So аllow me to rewoгd thiѕ.
... Thanks for the meal!! But yeah, thanx for spending the timе to talk about thіs
topіc here on your web page.
Alѕo visit my web рage vapornine
Here is my blog post vapornine
Hello! I've been following your website for a long time now and finally got the bravery to go ahead and give you a shout out from Porter Tx! Just wanted to say keep up the excellent work!
BalasHapusFeel free to visit my web-site galaxy s3
Also see my web page: galaxy s3