Gunung Andong: Kiblat Pendaki Gemes Masa Kini
Kalau belum tau Gunung Andong, kamu kebangetan.
Gunung yang punya ketinggian 1726 mdpl di daerah Magelang ini, jadi
selebriti di kalangan Instagrammers karena berseliweran dimana-mana.
Makanya, Gunung Andong bisa dibilang kiblatnya para pendaki gunung, yang
gemes-gemes.
Iyalah, coba deh cari Gunung Andong di Instagram, foto orang bermacam
rupa dari nunjuk-nunjuk, salto, levitasi, sampe ala-ala ngelamar dengan
background punukan gunung Andong, yang jadi ciri khas-nya ini
bertebaran.
Karena gue merasa sebagai pendaki gemes masa kini, belum pantas rasanya
menyandang predikat tersebut kalau belum mendatangi kiblat kami.
***
"Mas, berapa lama sih kira-kira pendakian sampai ke Puncak?" tanya gue ke Mas Sabar (bukan nama sebenernya, red).
"Dua setengah jam lah, kira-kira." jawab Mas Sabar (nama aslinya Mawar), yang menyapa dengan ramahnya di Basecamp Sekar Arum.
Mengutip kata temen-temen guee, bahwa Gunung Andong ini termasuk gunung gemesan yang setara dengan Gunung Munara maupun Gunung Batu Jonggol,
jadinya gue 'agak' meremehkan waktu tempuh yang dibilang mas-mas
basecamp Sekar Arum, kalau menurutnya dua setengah jam, kayaknya gue
bisa lah sejam. Apalagi, keril yang gue bawa isinya cuma tenda
ultralight, nesting, kompor, dan pakaian sekedarnya.
...yah, meskipun pakaian sekedarnya buat gue, biasanya dianggap berlebihan buat orang lain.
Trek pertama pendakian setelah keluar dari Basecamp Sekar Arum, langsung
ada lapangan luas yang disisipi kebun-kebun penduduk. Tak lama,
tsahhhh, langsung ketemu tanjakan yang berakhir di hutan pinus. Lalu
bonus.
Habis bonus, tanjakan terus menerus sampe pinggang rasanya mau lepas.
Dan udah sampe sejam, baru bisa keluar dari hutan pinus. AKHU CHAPEQUE!
Sebagai kiblat pendaki gemes masa kini, gak heran kalau Gunung Andong
menjadi primadona baru di wilayah Jawa Tengah. Gak jarang juga
orang-orang Ibu Kota mendatanginya demi foto narsis ala-ala kayak gue.
Tapi untungnya, sebagai pengangguran baru, gue bisa dateng ke Gunung
Andong di weekdays dan.... sepi!
Paling cuma segelintir bocah-bocah nanggung yang biasa disebut sebagai
chabey dan terong aja yang muncul. Tapi kaki mereka cepet-cepet. Apa gue
yang udah makin jompo, yak? TIDAAAKKKKKK!!!
Tapi kata Mas Sabar (nama dialihkan) (panggilan kali ah dialihkan), emang
kalau siang-siang menuju sore, biasanya jarang yang mendaki Gunung
Andong. Biasanya pendakian dilakukan tengah malem atau pagi buta
menjelang matahari terbit.
Okay lanjut ngomongin jalur, habis keluar dari hutan pinus, bakalan
ketemu sama bendera partai yang berlambang kepala banteng tersenyum
dengan manja. Nanjak terus sampai ke pos bebatuan sebelum puncak. Jangan
takut nyasar, banyak banget tanda arah menuju puncak, lagian jalanannya
juga gak ada pilihan lain selain nanjak gak ada ampun. Capek banget
deh, sumpah!
Dilanjut nanjak terus sampe pantat terbelah dua, bakal sampe puncak
makam. Tapi hati-hati, yes, soalnya setelah bebatuan tracknya jadi
lumayan terjal dan ada jurang menganga tepat di sebelah kiri kamu. Kalau
jatoh ya... *pake emot senyum ambigu yang sangat menyebalkan itu*
Sesampainya di Puncak Makam, kita bisa bikin tenda di sana. Mengingat
gue lagi gak kepengen-pengen banget nyari pesugihan ataupun didatengin
kakek-kakek bersayap, ya gue nanjak dikit lagi. Kebetulan banyak tenda
di puncak sebelah sana. Lumayan kan, tetanggaan sama yang masih idup.
Gue itung-itung lagi dari basecamp sampe puncak, pas banget dua setengah jam. Fix, jangan sekali-kali menyepelekan gunung, sist!
Tapi gue beruntung, nanjak maghrib-maghrib, ternyata Gunung Andong kece juga sunsetnya~
telanjangin aku kak, telanjangin! |
Dalam kasus pendakian gue ke Andong ini, gue sangat diuntungkan karena
cuaca yang cerah cumirah sepanjang hari. Siang panas, lembayung senja
yang kece, langit malam yang bersih, cerah, dihadiri beribu bintang dann
milky-way yang terlihat jelas. City light juga gak kalah kece. Awesome
banget lah! Sayangnya, gue gak punya kamera mumpuni buat mengabadikan
suasana syahdu malam hari di puncak Andong. Sekaligus anginnya cuy, khan
maen lah gede banget!
Tapi gue gak bisa nyesel, karena paginya..... duh paginya..... hmmm...... KEREN BANGET AAAKKKKKKK!!!
Coba bayangin kalau ngana pagi-pagi menghirup cokelat hangat yang masih
ngebul-ngebul tapi di atas sebuah gunung dengan ketinggian gak seberapa,
tapi, tapi, tapi, di sekelilingnya ada banyak banget gunung-gunung
megah kayak gunung Merbabu, gunung Merapi, gunung Telomoyo, gunung
Sindoro-Sumbing, gunung Prau. Terus merem melek sambil teriak BONGKAR!
#lahitumahkopi
Asli, keluar dari tenda di tempat kayak gitu mah rasanya sesak napas saking senengnya! Duh lah mau balik lagi lah plis lahhhhh laahhhhhhh!
Asli, keluar dari tenda di tempat kayak gitu mah rasanya sesak napas saking senengnya! Duh lah mau balik lagi lah plis lahhhhh laahhhhhhh!
Gak salah kalau gunung Andong dinobatkan sebagai kiblat Pendaki Gemes masa kini! Emang gemesssssinnnn kayak akuuuuuu!!
*kemudian dipipisin
Etapi, ke-awesome-an Gunung Andong belum kelar. Pas gue jalan turun....
Pemandangannya udah gak ngerti lagi deh liat aja lah langsungg fotonya!
Jadi, kamu sudah menghadap kiblat belum?
***
Ingat,
Take nothing but pictures.
Leave nothing but footprints.
Kill nothing but time.
STAY ALIVE!
Happy mountaineering!
sumber : http://www.jalanpendaki.com
0 Komentar